Manu, Agustinus (2019) FINALITAS YESUS SEBAGAI PUSAT KERAJAAN ALLAH Sebuah Kontribusi Bagi Pelaksanaan Misi Kristen Dalam Konteks Pluralisme Agama di Indonesia. Masters thesis, Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar Jakarta.
Text
Agusmanu.docx - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution. Download (180kB) |
Abstract
Keberagaman agama di Indonesia merupakan anugerah tersendiri, sebelum Indonesia merdeka keberagaman itu sudah ada, baik itu keberagaman budaya, bahasa, suku dan agama. Sehingga ketika proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, Pancasila sebagai dasar Negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang menekankan kesatuan dalam keberagaman. Oleh karena itu, Pluralisme agama tumbuh subur dalam koeksistensi Agama dalam konteks pancasila. Meskipun Pancasila menjamin koeksistensi agama, bukan berarti tidak ada konflik antar agama, karena masing-masing agama memiliki sifat superioritas terhadap Agama lain. Konflik-konflik ini didorong oleh sikap fundamentalisme dan fanatisme agama yang berlebihan. Oleh karena itu, pluralism agama muncul sebagai cara untuk meredam superioritas agama-agama dengan merelativekan kebenaran setiap agama. Hal ini menjadi persoalan bagi iman Kristen yang percaya kebenaran absolut. Yesus bukan satu-satunya juruselamat melainkan salah satu diantara juruselamat lain dalam agama dan kepercayaan lain artinya masing-masing agama memiliki jalan keselamatan sendiri. Persoalan ini perlu diselesaikan karena bukan hanya masalah menghindari terjadinya konfik antar agama tetapi justru finalitas dari agama Kristen yang dianggap sumber konflik, sayangnya para tokoh-tokoh pluralis adalah orang-orang yang memiliki latarbelakang Kristen seperti John Hick, Paul Knitter, yang kini balik menyerang Iman Kristen dan finalitas Kristus. Oleh karena itu, penelitian ini adalah sebuah pendekatan apologetika Misiologi yang dilakukan dengan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi dalam memberikan jawaban terhadap pengaruh pluralism bagi Iman Kristen. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menemukan ada ketidakonsistensi dari teolog pluralis adalah dengan menuduh kaum eksklusifisme sebagai kelompok fanatisme dan fundamentalis yang memutlakan kebenaran agamanya. Padahal dengan cara seperti itu mereka sementara bersikap fanatic dan fundamental terhadap pandangannya. Seharusnya menerima pandangan kaum eksklusivisme sebagai konsekuensi dari pandangan mereka. akan tetapi ini juga merupakan sebuah masukan yang baik bagi gereja saat ini untuk meningkatkan kualitas Iman dari pengikutnya. Dan gereja tidak boleh terperangkap pada sebuah konstruksi iman yang kaku tetapi terus berinovasi dalam membina iman pengikutnya dalam mewujudkan Misi Kerajaan Allah.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology |
Divisions: | Tesis Master |
Depositing User: | LPMI STT SETIA Jakarta |
Date Deposited: | 23 Jun 2021 08:33 |
Last Modified: | 23 Jun 2021 08:33 |
URI: | http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/211 |
Actions (login required)
View Item |