Salurante, Tony Salurante (2004) Pengaruh Filsafat Dekonstruksi Jacques Derrida terhadap Hermeneutik Kristen (Suatu Studi Teologis-Filosofis). [["eprint_typename_skripsi" not defined]] (Unpublished)
Text
Repository OK.doc Download (14MB) |
Abstract
Perkembangan dunia morofologi telah membuat filsafat dekonstruksi menjadi salahsatu aliran filsafat yang mempelopori lahirnya postmodernisme, diawali dengan kritiknya terhadap teori Saurssure, dekonstruksi berkembang menjadi bentuk pencarian makna tanpa batas dan akhir, dengan semangat “there is nothing outside the text” segala yang ia pandang adalah tidak ada sesuatu di luar teks. Istilah teks dipakai Derrida dalam arti yang agak luas daripada istilah sehari-hari, ia ingin kembali pada arti aslinya (teks: textere: menenun). Derrida menghasilkan suatu hermeneutik radikal yang berbeda dengan heremeneutik Kristen. Dalam filsafat dekonstruksi, Derrida membuat beberapa neologis untuk menjalankan filsafatnya diantaranya diffèrance, trace, dan gramatologi, apa yang dimaksud dengan neologis adalah bentuk pikiran atau sebuah konsep namun karena tujuan utama dari dekonstruksi ini untuk mengkritik tradisi barat tentang “metafisika kehadiran” (metaphisis of presence) maka ia mengatakan bahwa konsep ini tidak tertangkap oleh bentuk kehadiran. Segala yang telah dilakukan dekonstruksi Derrida terus memberikan pengaruh terhadap hermeneutik Kristen bahkan zaman ini, banyak sedikitnya telah membawa iman kristen berada ditengah-tengah jalan. Mendalami lebih jauh tentang filsafat ini menunjukkan kerapuhan dan ketidakpastian yang ditawarkan dalam bagi pembaca. Pengaruh akibat filsafat ini telah dirasakan pada zaman ini, oleh karena itu gereja kembali terpanggil untuk tetap setia kepada kebenaran firman Tuhan yang berinkarnasi dalam tubuh Yesus Kristus. Melalui-Nya, gereja diberikan kekuatan,dan kuasa untuk dapat menentang arus zaman ini. Diharapkan, akhirnya gereja dapat berperan aktif dalam memberitakan firman Tuhan yang penuh otoritas dari Allah. Apa yang disebabkan dekonstruksi bukanlah menjadi penghalang bagi gereja untuk bersaksi namun. Melalui tantangan baru di zamani ini, gereja memiliki kesempatan untuk menyatakan kebenaran yang pasti dan memakainya untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus. Hermeneutik yang mendapat tantangan besar secara khusus menjadi lebih kuat dengan semangat penafsiran yang kembali kepada Alkitab sendiri (Back to the Bible).
Item Type: | ["eprint_typename_skripsi" not defined] |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jaques Derrida, Hermeneutik Kristen, Postmoderisme, filsafat dekonstruksi |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity |
Divisions: | Skripsi |
Depositing User: | LPMI STT SETIA Jakarta |
Date Deposited: | 23 Jun 2020 08:05 |
Last Modified: | 23 Jun 2020 08:05 |
URI: | http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/39 |
Actions (login required)
View Item |