HIDUP SEBAGAI SAKSI KRISTUS

Paparang, Stenly R. (2022) HIDUP SEBAGAI SAKSI KRISTUS. In: Kasih Yang Ditaburkan Senantiasa. Stenly R. Paparang, 1 . Pustaka Star Lub, Sulawesi Tengah, pp. 1-18. ISBN 9786236144343

[img] Text
STENLY-HIDUP SEBAGAI SAKSI KRISTUS.pdf

Download (935kB)

Abstract

Frasa “hidup sebagai saksi Kristus” memberi pemahaman kepada kita bahwa “diri kita - dalam totalitas kehidupan yang dijalani - harus menunjukkan atau mewujudkan iman kepada Yesus sebagai ‘saksi-Nya’ melalui kata, perbuatan, dan pikiran.” Tidak ada yang tersisa dalam kehidupan kita selain hanya untuk Kristus. Mengapa demikian? Karena pertaruhan hidup-mati kita hanya bagi dan demi Yesus Kristus. Kita Perlu untuk melihat sejauh mana kita sadar dalam mengikuti Yesus dan menjadi saksi-Nya. Kesadaran itu akan terus memimpin kita dalam waktu dan kesempatan yang ada di depan kita. Sejalan dengan itu, apa yang kita kerjakan perlu dihubungkan dengan sikap hidup yang menyatakan kasih dan kemurahan kepada sesama, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Bapak Haryoseno, tidak hanya kepada STT SETIA dan cabang-cabangnya, tetapi juga di lembaga termasuk gereja, sekolah, dan lain sebagainya. Sebagai saksi bukan berarti kita tidak dapat dapat menikmati kehidupan yang dikaruniakan Tuhan kepada kita, selain menikmati pekerjaan sebagai saksi-Nya yang diwujdukan dalam pelayanan misi. Apakah kita akan terganggung? Justru sama sekali tidak terganggu. Yang merasa terganggu adalah mereka yang belum sepenuhnya memahami bagaimana seharusnya mengikut Yesus dan menjadi saksi-Nya. Adalah baik bagi kita untuk memahami apa makna menjadi pengikut dan saksi Kristus. Pemahaman itu sendiri akan menggiring kita kepada jalan kekudusan dan tanggung jawab moral, bahkan spiritualitas untuk semakin berani bersaksi melalui kata, perbuatan, dan pikiran. Teks Kisah Para Rasul 1:6-11 menjelaskan tentang fokus pelayanan para murid yaitu menerima kuasa untuk menjadi saksi Yesus Kristus” (ay. 8). Ayat 8 adalah inti dari bacaan kita yang hendak mengkonfirmasi bahwa “menjadi saksi dalam memberitakan Injil Yesus Kristus” membutuhkan kuasa [Yun. dynamis] dari Tuhan. Kuasa ini menjadi media bagi orang-orang percaya (para murid Yesus) yang berdampingan erat (koheren) dengan pemberitaan Injil. Sejarah iman Kristen membuktikan bahwa pemberitaan Injil yang berbarengan yang manifestasi kuasa Tuhan telah menjadikan berita Injil bukanlah semata-mata perkataan-perkataan saja, melainkan perkataan-perkataan yang mengubahkan manusia berdosa menjadi manusia baru di dalam Kristus. Kuasa Tuhan yang diberikan kepada para penginjil, memberi konfirmasi bahwa “Tuhan yang disembah oleh orang-orang Kristen” adalah Dia yang berkuasa dan berdaulat atas hidup manusia. Berapa banyak orang yang telah diubahkan oleh Tuhan? Berapa banyak orang yang bertekuk lutut di hadapan-Nya?

Item Type: Book Section
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Book Chapter
Depositing User: LPMI STT SETIA Jakarta
Date Deposited: 24 Jan 2022 02:10
Last Modified: 24 Jan 2022 02:10
URI: http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/370

Actions (login required)

View Item View Item