FRAGMEN TEOLOGI MASIVISME Meracik Konteks, Menyemai Iman, dan Metamorfosis Paradigma Berteologi

Paparang, Stenly R. (2021) FRAGMEN TEOLOGI MASIVISME Meracik Konteks, Menyemai Iman, dan Metamorfosis Paradigma Berteologi. In: Kesetiaan Yang memahat hati. Stenly R. Paparang, 1 . BPK Gunung Mulia, Jakarta, pp. 1-22. ISBN 9785022319870 (In Press)

[img] Text
Stenly R. Paparang.pdf

Download (336kB)

Abstract

Sikap imparsial (jujur, adil) dalam berteologi adalah salah satu ciri dari seorang teolog atau pelayan yang tetap menjaga kredibilitas dan depik (gambaran) karakternya. Ia tidak akan berkompromi dengan ketidakbenaran (penyimpangan doktrinal) hanya untuk tujuan tertentu atau mendapatkan “sesuatu”. Setiap “teologi” lahir dari sebuah konteks relasi dan komunikasi pada lokus-lokus di mana mereka membaca dan menggumulinya. Kepentingannya tentu mengupayakan penyemaian isi teologi (ajaran-ajaran) itu sendiri. Orang-orang yang memiliki “beban logika” dalam berteologi - maksudnya berpikir kritis terhadap perkembangan dan persebaran doktrin-doktrin tertentu - akan terdorong untuk tetap berteologi secara sehat, asalkan imannya kepada Yesus Kristus tetap kokoh. Problem yang muncul adalah, sikap berteologi pada orang-orang tertentu seringkali “disesuaikan dengan zona nyaman” yang dirasakannya, dan pada akhirnya kompromi tak terelakkan. Kompromi terhadap kebenaran karena “terbayarkan oleh sang pemilik teologi” adalah fakta yang menyedihkan. Kesinambungan dalam berteologi tidak memungkiri adanya gerakan penginjilan. Di dalam penginjilan ada teologi; di dalam teologi ada tangung jawab menginjil. Penginjilan itu sendiri lahir dari teologi dan teologi lahir dari iman kepada Yesus Kristus. Rumusan-rumusan teologi selalu diracik berdasarkan konteks dan zaman. Racikan teologi berdasarkan konteks tersebut secara substansial hendak menyemai iman. Teks-teks rujukan sedapat mungkin mewakili hal ini, yang dalam nuansa teologis, menyuguhkan Teologi Masivisme. Satu teks yang mewakili Teologi Masivisme adalah Matius 28:19-20 dikenal dengan sebutan Amanat Agung Yesus Kristus. Teks itu sendiri menjadi dasar bagaimana para rasul abad pertama, hingga semua orang percaya di zaman ini melakukan pemberitaan Injil. Amanat Agung menjadi “teologi dasar” bagi penginjilan yang diadopsi oleh semua Gereja (yang benar), yang menyadari tugas dan panggilannya sebagai “Saksi-saksi Kristus.” Ketika teologi dasar itu menjadi acuan dalam tugas penginjilan, teks Matius 28:19-20 sekaligus menjadi teologi yang termanifestasi secara massive. Itulah skema (kerangka) Teologi Masivisme.

Item Type: Book Section
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Book Chapter
Depositing User: LPMI STT SETIA Jakarta
Date Deposited: 06 Jan 2022 04:48
Last Modified: 06 Jan 2022 04:48
URI: http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/363

Actions (login required)

View Item View Item