HIDUP YANG MENGKRISTUS: SUATU REFLEKSI TEOLOGIS-ETIS TERHADAP KEMARTIRAN IGNATIUS DARI ANTHIOKIA DAN POLIKARPUS DARI SMIRNA

Wibowo, Moses (2021) HIDUP YANG MENGKRISTUS: SUATU REFLEKSI TEOLOGIS-ETIS TERHADAP KEMARTIRAN IGNATIUS DARI ANTHIOKIA DAN POLIKARPUS DARI SMIRNA. In: Kesetiaan Yang memahat hati. Moses Wibowo, 1 . BPK Gunung Mulia, Jakarta, pp. 1-20. ISBN 9785022319870 (In Press)

[img] Text
Moses Wibowo.pdf

Download (372kB)

Abstract

Hidup yang mengkristus adalah kehidupan yang menjadikan Yesus dan ajaran-Nya sebagai fondasi berperilaku dalam berkehidupan di dunia ini. Periliku ini dapat dikatakan sebagai sikap meneladani dalam perspektif mengikuti. Sikap mengikuti ini merupakan bagian dari mengimitasi Yesus Kristus. Setiap orang orang yang merealisasikan kehidupan yang demikian dapat sebut sebagai para imitator Yesus Kristus. Pdt. Dr. Matheus Mangentang adalah salah satu pribadi yang merealisasikannya sebagai suatu nilai hidup Kristen. Ia juga mendorong orang lain untuk mengikutinya karena ia sendiri telah mengikuti Kristus. Alasan utama ia melakukan hal ini adalah karena kita adalah hamba Yesus Kristus olehnya kita mencari indentitas kita di dalam Kristus. Ciri dari hamba Yesus Kristus adalah memiliki kerelaan diri untuk mengabdi kepada-Nya. Hamba Kristus adalah orang-orang yang telah rela mempersembahan segalanya bagi Kristus. Ini adalah nilai-nilai Kristen yang bersifat kekal dan mengatasi segala nilai-nalai diniawi ini yang besifat temporer semata. Mereka adalah orang-orang yang dengan kesadaran diri hidup dalam kekudusan dan kesalahan. Nilai hidup yang demikian sekarang ini begitu diperlukan oleh Gereja dan kekristenan di mana kini. Dalam merealisasikan nilai-nilai Kristen yang bersifat kekal ini, Dr. Mangentang mengembangkan sikap hidup yang “setia” di dalam hidup dan pelayanannya misalnya sebagai salah satu falsafah pendidikan; akronim sekolah tinggi yang beliu dirikan: Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta dan juga sebagai nama dari Gereja yang beliu dirikan: Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI). Sifat kesetiaan ini mengacu pada Wahyu 2:10b yang berisi tentang perintah dari Yesus Kristus untuk hidup setia sampai mati. Yohanes menuturkan; “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Why. 2:10b). Menurut Pdt. Dr. Matheus Mangentang, sikap “setia” sampai mati ini harus direalisasi dalam seluruh aspek kehidupan hamba Tuhan dalam multi dimensi: setia kepada Alkitab, setia dalam menggereja, setia dalam berteologi dengan terus memiliki relasi yang harmonis dan intim dengan Roh Kudus, setia dalam berperilaku hidup yang berintegritas, dan setia dalam beretika hidup yang bermoral. Goal dari kristalisasi hidup yang bernilai kekal ini adalah setiap hamba Kristus dapat berguna bagi pembangunan tubuh Kristus yaitu Gereja serta menjadi berkati bagi sesama di mana pun berada sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Gereja adalah komunitas orang percaya yang tidak lagi fokus mendengarkan pada diri sediri tetapi fokus kepada Yesus Kristus. Karena mereka sekarang adalah milik-Nya. Mereka adalah komunitas orang percaya yang menemukan identitas mereka di dalam Yesus Kristus. Mereka tidak lagi tunduk kepada realitas dunia ini semata tetapi lebih tunduk kepada realitas eskatologis di dalam Yesus Kristus. Dalam sejarah gereja abad pertama, gereja dihayati sebagai komunitas baru yang percaya kepada Yesus Kristus. Secara restrospektif dhidup yang mengkristus adalah sesuatu unik dan spesial karena selalu diwarnai dengan adalahnya dengan penderitaan dan bahkan kematian oleh pengikut Kritstus yang hidup dalam kesetiaan. Bahwa bagi mereka kematian bukan menjadi penghalang iman mereka untuk selalu hidup dalam kesetiaan kepada Yesus Kristus. Bapa-bapa gereja menunjukkan bahwa komunitas mereka berbeda dengan komunitas lainnya yang lain. Bagi mereka penderitan dan bahkan kematian bukan lagi menjadi hal yang menakutkan. Karena mereka memahami bahwa mereka telah mengambil bagian dalam kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus. Bahkan ketika mereka mengalami kematian karena hidup dalam kesetiaan dengan memegang teguh iman kepada Yesus Kristus akan menjadi bukti bahwa mereka telah menang atas maut dan beroleh hidup yang kekal. Dalam artikel ini akan menjadikan kematiran Ignasius dari Antiokhia dan Polikarpus dari Smirna sebagai kesaksian kongkrit dari suatu pengalaman hidup yang mengkristus walupun hidup mereka harus diwarnai dengan penderitaan, penganiayaan dan bahkan kematian.

Item Type: Book Section
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Book Chapter
Depositing User: LPMI STT SETIA Jakarta
Date Deposited: 06 Jan 2022 04:33
Last Modified: 06 Jan 2022 04:33
URI: http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/360

Actions (login required)

View Item View Item