Gulo, Manase (2021) HAMBA YANG BAIK DAN SETIA Refleksi Kesetiaan dalam mengerjakan tanggung jawab pelayanan ( Matius 25:14-30). In: Kesetiaan Yang memahat hati. Manase Gulo, 1 . BPK Gunung Mulia, Jakarta, pp. 1-20. ISBN 9785022319870 (In Press)
Text
Manase Gulo.pdf Download (307kB) |
Abstract
Ungkapan hamba yang baik dan setia bukanlah ungkapan yang asing diteliga para mahasiswa SETIA. Setiap mahasiswa yang pernah belajar di SETIA sudah kenyang dengan ungkapan ini bila itu makanan. Ungkapan hamba yang baik dan setia adalah kalimat yang sering dikhotbahkan, diajarkan, dan ditekankan oleh Pdt. Dr. Matheus Mangentang, M.Th. Selain dikhotbahkan beliau sering menyampaikan kalimat hamba yang baik dan setia yaitu saat memberikan pembinaan baik di kampus maupun saat pembinaan hamba Tuhan dipelayanan dan juga saat bersama-sama dalam melayani. Penekanan beliau adalah setiap mahasiswa dan alumni SETIA harus setia dalam melayani Tuhan dimana saja, baik pelayanan di kota maupun pelayanan desa sama-sama berharga di mata Tuhan. Mengapa beliau terus mengumandangkan hamba yang baik dan setia karena belum semua mahasiswa, alumni dan hamba Tuhan SETIA menangkap dan mempraktekannya ungkapan ayat ini. Masih ada beberapa mahasiswa, alumni yang tidak setia dalam pelayanan, masih memilih-milih pelayanan dan kecenderungan memiih pelayanan yang kelihatan besar dan di kota, sementara pelayanan di desa apalagi yang terpencil diabaikan atau bahkan ditinggalkan. Akibatnya banyak pos PI yang terbengkalai dan bahkan sampai pos pelayanan ditutup. Saat ini, sangat mudah didapatkan orang yang setia pada pelayanan yang sifatnya besar, gereja besar, di kota besar, gaji besar, tetapi sangat sulit ditemukan orang yang setia yang melayani di tempat yang kecil, di desa terpencil dan dengan gaji yang kecil, apalagi di era milenial sangat langka orang yang setia mengerjakan pelayanan-pelayanan yang sifatnya kecil. Ketidaksetiaan ini disebabkan belum memahami siapa yang menjadi pemilik pelayanan. Faktor lain adalah belum berjumpa dengan Tuhan secara pribadi. Ketidak-setiaan terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan tuan kepada hambanya tidak hanya ada di masa sekarang tetapi bisa ditemukan di Alkitab. Alkitab mencatat dalam Matius 25:14-30 saat Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta, diantara ketiga penerima talenta ada satu hamba yang tidak setia yaitu hamba yang menerima satu talenta. Hamba tersebut melihat talenta yang terima sedikit, kecil laluyang dilakukannya adalah hamba tersebut mengambil uang tuannya itu lalu ia pergi menggali lubang di dalam tanah kemudian menyembunyikann di dalam tanah (Mat. 25:18). Perumpamaan ini adalah gambaran diri manusia yang seringkali menyepelekan dan bahkan mengabaikan hal-hal yang kecil. Meskipun hamba dalam teks ini bukan hanya menyepelekan tetapi juga jahat dan malas. Apa yang dilakukan hamba yang mengabaikan dan menguburkan talenta dalam perumpamaan Tuhan Yesus masih terjadi di dalam pelayanan gereja zaman ini. Sebagian hamba-hamba Tuhan tidak terlalu memperhatikan dan seringkali tidak suka pelayanan yang sifatnya pelayanan dibelakang mimbar misalnya menjadi pendoa syafaat, menjadi tim besuk orang sakit, petugas kebersihan gereja, pelayanan dan sebagainya . Selain hal di atas juga masih sering ditemukan hamba-hamba Tuhan tidak suka pelayanan di daerah terpencil, di daerah tidak ada sinyal, didaerah yang masih perintisan, di tempat yang tidak menghasilkan uang dan lain sebagainya. Ketidak-sukaan terhadap hal-hal di atas sama halnya dengan hamba yang tidak mengerjakan amanat tuanya yaitu mengerjakan satu talenta. Ketidak-sukaan pelayanan dibelakang layar dan pelayanan ditempat di daerah terpencil sama halnya menyepelekan, mengabaikan amanat Tuhan. Faktor lain adalah Faktor-faktor yang menyebakan perkara-perkara kecil diabaikan dan disepelekan karena manusia lebih cenderung mengerjakan hal-hal besar. Perkara besar cepat terlihat oleh banyak orang. Karena pekerjaan itu besar dan berhasil dikerjakan biasanya banyak orang memberikan pujian dan terus menerus mendapat pujian. Pujian seperti ini sulit di dapatkan oleh seorang pendoa syafaat karena ia melayani dibelakang layar, sehingga tidak terlihat oleh banyak orang. Inilah salah satu faktor yang membuat para pelayan Tuhan mengabaikan perkara-perkara kecil karena tidak menguntugkan secara finansial dan tidak mendapatkan pujian dari banyak oang. Kemauan Tuhan tidak demikian, Tuhan menghendaki setiap pelayanan Tuhan untuk setia dalam segala hal termasuk hal-hal yan dipandang kecil oleh manusia tetapi bagi Tuhan sama.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education |
Divisions: | Book Chapter |
Depositing User: | LPMI STT SETIA Jakarta |
Date Deposited: | 06 Jan 2022 04:18 |
Last Modified: | 06 Jan 2022 04:18 |
URI: | http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/357 |
Actions (login required)
View Item |