HIKMAT MENGEKANG LIDAH SUATU PANGGILAN ILAHI BAGI DIDASKALOS UNTUK HIDUP BENAR DIHADAPAN ALLAH DAN HUKUM-NYA BERDASARKAN YAKOBUS 3:1-12.

Ottu, Orance Y. (2019) HIKMAT MENGEKANG LIDAH SUATU PANGGILAN ILAHI BAGI DIDASKALOS UNTUK HIDUP BENAR DIHADAPAN ALLAH DAN HUKUM-NYA BERDASARKAN YAKOBUS 3:1-12. Masters thesis, Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta.

[img] Text
TESIS GABUNGAN ORANCE OTTU.docx

Download (529kB)

Abstract

Tesis ini membahas tentang Hikmat mengekang lidah, panggilan ilahi bagi didaskalos. Panggilan ilahi adalah panggilan Allah kepada setiap orang percaya yang diperlengkapi dengan kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita untuk menyatakan Kasih Allah kepada dunia melalui karunia-karunia yang Allah berikan. Karunia-karunia Allah yang dinyatakan kepada setiap orang percaya adalah bernubuat, melayani, mengajar, dan menasehati, serta dapat dilakukan dengan rajin dan dengan hati yang ikhlas (Rm. 12:6-8). Menghayati panggilan sebagai guru, pada hakikatnya berarti menyerahkan hati sepenuhnya dan seluruh dirinya dengan penuh cinta kepada murid yang dikasihi. Hal ini didasarkan pada panggilan ilahi, yaitu panggilan khusus Tuhan kepada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk generasi mudah yang menjadi harapan bangsa dan takut Tuhan. Di dalam lingkungan gereja mula-mula, kedudukan guru sangatlah penting. Di mana-mana mereka selalu disapa dengan rasa hormat. Dalam Perjanjian Baru, kita dapat menyimak ada para guru yang gagal memikul tanggung jawab mereka dan menjadi guru-guru palsu. Ada juga guru-guru yang berusaha membelokkan ajaran Kristen menjadi sejenis Yudaisme yang lain, dan berusaha memperkenalkan sunat dan berbagai aturan Taurat (Kis. 15:24). Ada guru yang hidup tidak sesuai dengan kebenaan yang mereka ajarkan, bahkan hidupnya bertentangan dengan apa yang diajarkannya, serta mendatangkan hal-hal yang mendatangkan noda dan cela bagi iman yang hendak dinyatakannya (Rm.2:17-29). Dengan demikian menyimpang dari tugas utamanya sebagai panggilan yang mulia dari Allah. Namun, terlepas dari guru-guru palsu ini, penulis surat Yakobus yakin bahwa mengajar adalah pekerjaan yang mulia tetapi juga berbahaya bagi setiap orang. Sebab, sarana yang digunakan ialah ucapan-ucapan yang diucapkanmelalui lidah.Lidah merupaka salah satu anggota terkecil dari tubuh namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Yakobus mengatakan “janganlah banyak orang diantara kamu mau menjadi guru, sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.” (ay. 1). Mengapa guru yang dibahas Yakobus dalam ayat 1 karena ayat selanjutnya berbicara tentang lidah yang digunakan dalam mengajar. Lidah dapat digambarkan seperti api yang menghanguskan Dengan demikian dalam pasal 3 Yakobus menulis dan menasehati orang percaya untuk tidak menjadi guru yang berusaha membelokkan ajaran Kristen bahkan hidup tidak sesuai dengan kebenaran yang diajarkan, tetapi menjadi guru yang melakukan tugasnya sebagai panggilan ilahi dari Allah yang dengan tekun bertanggungjawab atas pengajarannya. Sebab apa yang diajarkan oleh guru dan bertentangan dengan ajaran kristen maka sesuai dengan ayat 1 dalalm Yakobus 3 mengatakan bahwa akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Tugas guru adalah mengajar dan didalam mengajar guru lebih banyak berkata-kata. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang empurna (ay. 2). Setiap orang percaya tidak dapat luput dari kesalahan. Dengan demikian melalui tulisan ini, penulis mengambil kesimpulan yaitu bahwa setiap guru ataupun orang percaya yang menjalankan tugas panggilan sebagai pengajar dapat meminta hikmat dari Tuhan untuk dimampukan dalam mengajar agar pengajarannya sesuai dengan firman Tuhan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Tesis Master > Teologi
Depositing User: LPMI STT SETIA Jakarta
Date Deposited: 25 Jan 2021 03:02
Last Modified: 25 Jan 2021 03:02
URI: http://repo.sttsetia.ac.id/id/eprint/191

Actions (login required)

View Item View Item